KONSEP FRIKSI DALAM BIOTEKNOLOGI

 A. Uraian Materi

    Dalam kehidupan sehari-hari, biasanya ketika bertemu dengan lampu merah pastilah kita menginjak rem. Saat kita melakukan hal tersebut, otomatis rem akan menghasilkan gaya gesek antara roda kendaraan kita dan permukaan aspal jalanan. Gaya gesekan atau yang biasa disebut friksi adalah gaya yang berlawanan dengan pergerakan benda padat di atas benda padat yang berbeda. Semakin kasar permukaan maka semakin tinggi gaya geseknya. Hal ini berlaku sebaliknya dengan permukaan licin atau halus.

    Gaya gesek memiliki dua jenis yaitu gaya gesek statis dan gaya gesek kinematisGaya gesek statis adalah gaya yang terjadi saat dua benda yang bergesekan tidak bergerak sehingga menyebabkan benda tidak tergelincir. Kebalikan dari gaya gesek statisgaya gesek kinetis terjadi saat kedua benda yang bergesekan bergerak. Gaya gesek kinetis ada tiga jenis yaitu gaya gesek rolling, gaya gesek sliding, dan gaya gesek fluida.

Contoh soal gaya gesek

Sebuah balok (100 kg) diluncurkan pada lereng bukit. Apabila lereng bukit dianggap rata serta memiliki μ = 0,125 sedangkan sudut lereng adalah 53º, tentukan besar gaya geseknya!

B. Fenomena dalam Bioteknologi

    Salah satu fenomena gaya gesek dalam bidang Bioteknologi yang bisa kita lihat adalah antara air dan ikan. Walaupun kelihatannya ikan berenang dengan mudah di dalam air tetapi kenyataannya mereka menghadapi gaya gesek dari arus air. Gaya gesek yang dialami ikan di air adalah gaya gesek fluida. Gaya gesek fluida ini merupakan salah satu jenis dari gaya gesek kinetis dan hanya bisa dialami benda atau makhluk hidup yang berinteraksi dengan arus air seperti ikan dan kapal.

C. Teknologi dalam Bioteknologi

        Teknologi dalam Bioteknologi yang menggunakan prinsip gaya gesek adalah Biopelumas bisa terbuat dari minyak nabati atau bisa juga dengan minyak hewani. Salah satu contoh bahan dari minyak nabati adalah minyak kelapa sawit sedangkan minyak hewani contoh bahannya adalah minyak dari ikan patin. Biopelumas memiliki keuntungan dari pelumas biasa salah satunya adalah lebih ramah lingkungan. Hal ini dikarenakan hasil limbah biopelumas lebih cepat terurai daripada pelumas biasa yang biasanya sulit untuk terurai sehingga dapat mencemari lingkungan.

D. Permasalahan kontekstual dan solusinya

    Pengolahan limbah sudah menjadi masalah yang sering dihadapi di Indonesia. Salah satunya adalah limbah bekas pelumas yang memiliki bahaya bagi lingkungan karena termasuk dalam Bahan Berbahaya dan Beracun(B3). Selain itu, juga ada masalah pengolahan limbah dari industri makanan seperti contohnya limbah ikan patin.

Untuk mengatasi masalah limbah pelumas dan ikan patin tersebut, penulis merekomendasikan solusi yang dibuat oleh mahasiswa-mashasiswa dari Universitas Riau yaitu membuat biopelumas yang berbahan dasar dari minyak limbah ikan patin.

Comments

Popular posts from this blog

Aplikasi Osilasi: Harmonik Sederhana

Konsep dan Aspek Radioaktivitas

GAS NYATA DAN KINETIKA FISIKA